2. 1. PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Kepribadian adalah tentang diri pribadi seseorang secara keseluruhan. Kepribadian adalah suatu hal yang unik pada diri kita masing - masing. Kepribadian mempunyai sifat yang umum dan unik. Meskipun secara individu berbeda.
2.2. PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN.
Perkembangan kepribadian merupakan hasil atau produk lingkungan sosial budaya, yang meliputi :
Peran orang tua.
Anggota keluarga.
Sosial budaya.
Dan pengaruh kemampuan motorik.
Sehingga ada fase-fase pengembangan kepribadian :
Masa bayi
Masa kanak-kanak
Masa dewasa
2.3. FAKTOR PENGHAMBAT KEPRIBADIAN
a) Faktor dari dalam diri kita
Tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas
Kurangnya motivasi dalam hidup
Faktor usia
Memponyai problema
Tidak percaya diri
Kurang kreatif
Tidak pernah bersyukur
Mudah menyerah
b) Faktor dari luar kita
Faktor tradisi budaya
Pengaruh pertambahan usia
Pengaruh perkembangan zaman
Pengaruh perubahan situasi yang tiba-tiba
2.4. SIKAP DAN PERILAKU POSITIF DAN NEGATIF DALAM KEPRIBADIAN
1. Sikap Positif
Merupakan wujud nyata dari intensitas perasaan yang memperhatikan hal – hal positif untuk menyatakan sifat yang positif, seseorang tidak hanya mengekspresikannya hanya melalui wajah, tetapi juga dengan cara berbicaranya, dan cara menghadapi masalah.
Usaha yang dapat dilakukan untuk menuju sikap positif adalah :
Tumbuhkan pada diri sendiri suatu motif yang kuat.
Selalu mengingatkan diri pada sesuatu yang positif akan diperoleh dari kebiasaan baru.
Jangan biarkan perkecualian sebelum kebiasaan baru mengakar di kehidupan pribadi.
Berlatih dan berlatih terus dalam setiap kesempatan, tanpa rasa jenuh dan bosan.
2. Sikap Negatif
Sikap negatif harus dihindari, karena hal ini mengarahkan seseorang pada kesulitan diri dan kegagalan, sikap ini bisa tercermin pada muka muram, sedih suara parau, penampilan diri yang tidak bersahabat, ketidak menyenangkan, dan tidak percaya diri.
Untuk menghilangkan sifat negatif adalah :
Belajar mengenali sifat negatif diri.
Selalu jujur kepad setiap orang.
Mengakui sifay negatis yang sudah dilakukan.
2.5. TEKNIK PENGUKURAN KARAKTER KEPRIBADIAN
Dengan cara melakukan :
a) Teknik Perbandingan Fisik
Teknik yang paing awal adalah yang masih menggunakan sikap terhadap objek tertentu.
b) Teknik Psikologi
Teknik yang tidak menggunakan perbandingan fisik yang dianggap terlalu rumit. Dasar teknik ini adalah bahwa evaluasi seseorang terhadap objek dapat diskalakan tanpa harus membuat perbandingan fisik.
c) Teknik Skala Jarak Sosial
Teknik ini dikembangkan dalam ilmu sosiologi : yaitu skala untuk mengukur ras sehingga dekat jarak sosial makin positif sikap seseorang terhadap ras yang dimaksud.
2.6. MEMELIHARA DAN MEMUPUK RASA PERCAYA DIRI DALAM KEPRIBADIAN
Rasa pede yang telah tumbuh dalam diri kita pun harus dipelihara dan dipupuk, supaya meningkat dan memberi efek yang lebih besar. Memelihara dan memupuk berarti menjaga agar tetap eksim, modal yang kamu miliki adalah :
Belajar bersyukur.
Evaluasi diri secara objektif.
Selalu semangat.
Terus berekpresi.
Tulis dan bacalah buku harianmu.
2.7. MEMPERTAHANKAN RASA PERCAYA DIRI
Apa yang harus kita lakukan sepaya PD?
a) Peduli Akan Penampilan
Memperbaiki penampilanmu, tanpa maksud bahwa orang lain akan memujimu karena hal itu. Lakukan hal itu karena kamu tahu bahwa kamu harus mengeluarkan sisi terbaik dari diri kamu.
b) Berikan Senyuman Tulus
Berusahalah untuk tersenyum kepada semua orang sebagai uangkapan hati kamu yang paling dalam. Senyuman tulus adalah lambang percaya diri dan kode bahwa kamu adalah orang baik yang bisa menjadi teman yang baik.
c) Perhatikan Orang Lain
Mulai sekarang, berikan waktumu untuk menanyakan kepada teman atau orang sekitar kamu apa kabar mereka dan libatkan diri pada mereka.
d) Jangan Ketinggalan Zaman
Kamu perlu terus menginformasikan kepada dirimu tentang apa yang terjadi. Caranya ikuti berita di koran atau majalah atau televisi.
e) Luaskan Pergaulan
Jangan puas berada dilingkunganmu yang kecil. Jangan juga pilih – pilih teman dari segala kalangan, karena ini membuatmu menjadi percaya diri tanpa menjadi sombong.
v Eksistensi manusia
·
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang
paling sempurna.
·
Setiap orang pada dasarnya dibekali jiwa
pemimpin.
·
Dalam kondisi bagaimanapun, manusia tidak
dapat hidup seorang diri.
Hubungan
manusia:
·
Hubungan manusia dengan Tuhan;
·
Hubungan manusia dengan diri sendiri;
·
Hubungan manusia dengan sesama/manusia lain;
·
Hubungan manusia dengan lingkungan/alam
sekitarnya.
v Manusia Mengenal Dirinya
Mengenal diri sendiri artinya memahami
kekhasan fisik, kepriba-dian, watak, dan temperamen, mengenal bakat-bakat
alamiah yang dimiliki, serta memiliki gambaran/konsep yang jelas tentang diri
sendiri dengan segala kekuatan dan kelemahannya. Ungkapan Socrates “Kenalilah dirimu” mestinya bukan hanya kata mutiara semata. Dengan mengenal diri sendiri
kita akan lebih mudah untuk mengenal orang lain, meskipun kita menyadari bahwa
di dunia ini tidak ada dua orang yang kepribadiannya sama.
Untuk
mengenal diri sendiri, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
a. melalui sejarah perkembangan diri, baik secara
fisik maupun psikis;
b. melalui penelusuran bakat dan kepribadian;
c. melalui pengalaman sehari-hari;
d. melalui kebersamaan dengan orang lain;
e. melalui kacamata/pandangan orang lain (misalnya
sahabat, teman, saudara, dll.);
f. melalui refleksi pribadi.
Ø
‘Tak seorangpun akan percaya
kepada saya sebelum saya percaya kepada diri sendiri’ (David
James Schwartz)
Ø
‘Kenal akan rahasia diri
menyebabkan kita kenal akan rahasia alam’ (Dr. M.
Amir).
Ø
‘Kemampuan mengenal diri
sendiri menjadi modal kemampuan yang luar biasa untuk dapat mengenal orang
lain’ (Rollo May).
v Kepribadian/Temperamen
Menurut G. Allport, kepribadian
artinya organisasi dinamis dalam individu yang terdiri dari sistem psikofisik
yang menentukan tingkah laku dan pikirannya yang bersifat karakteristik dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Dengan demikian kepribadian seseorang
selalu berkembang dan berubah, serta tidak ada dua orang atau lebih yang
kepribadiannya sama. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kepribadian
adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang
membedakan dirinya dengan orang lain atau bangsa lain.
Berdasarkan komposisi cairan
dalam tubuh manusia, ada beberapa tipe/temperamen manusia. Klasifikasi ini
pertama dirumuskan oleh Hippocrates (460 – 370 SM), dan disempurnakan oleh
Galenus. Temuan Hipocrates ini dipengaruhi pandangan filsuf alam Empedokles,
bahwa alam semesta ini terdiri dari empat unsur, yaitu tanah, air, udara,
dan api, dengan sifat kandungannya kering, basah, dingin, dan panas.
Hippocrates
berpendapat bahwa dalam tubuh seseorang terdapat cairan-cairan yang memiliki
empat macam sifat, yaitu:
·
Sifat kering, terdapat
dalam chole (empedu kuning);
·
Sifat basah, terdapat dalam
melanchole (empedu hitam);
·
Sifat dingin, terdapat
dalam phlegma (lendir); dan
·
Sifat panas, terdapat dalam
sanguis (darah).
Empat
tipe kepribadian/temperamen pokok menurut Hipocrates: a. Sanguinis
Ditandai sifat: menarik, meluap-luap, lincah, bersemangat,
menye-nangkan, suka berbicara, suka dipuji, kreatif, sangat ekstrovert,
optimis, mudah berganti haluan, dan sangat ramah.
b.
Koleris
Ditandai sifat: serba cepat,
aktif, tampil hangat, praktis, berkemauan keras, mandiri, ekstrovert, optimis,
dinamis, tidak mudah putus asa, dan sistematis.
c.
Melankolis
Ditandai sifat: senang
menganalisis, suka berkorban, perasaannya sensitif, menikmati keindahan, mudah
menjadi introvert, pemikir, gigih dan cermat, tertib, teratur & rapi,
ekonomis, idealis, berbakat, dan kreatif.
d.
Plegmatis
Secara umum ditandai sifat: tenang, hampir tak pernah marah,
acuh, mudah bergaul, tak mudah terpengaruh, introvert, pengamat, pesimis,
santai, sabar, dan menghindari konflik.
Dari keempat tipe
kepribadian/temperamen di atas masih dapat dikombinasikan lagi menjadi dua
belas perpaduan, yaitu: SanChlor, SanMel, SanPleg, ChlorSan, ChlorMel,
ChlorPleg, MelSan, MelChlor, MelPleg, PlegSan, PlegChlor, dan PlegMel. Masing-masing
perpaduan tersebut variasinya masih banyak, misalnya SanChlor 40/60,
SanChlor 60/40, SanChlor 70/30, SanChlor 45/55, dan seterusnya.
Termasuk tipe
kepribadian/temperamen apakah Anda?
v Mengenal
Kekuatan dan Kelemahan Diri
Setiap orang memiliki kekuatan
dan kelemahan. Tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna. Kita mesti
mengetahui kekuatan dan kelemahan diri kita, karena semuanya merupakan anugerah
Tuhan yang Mahaesa dan selanjutnya tugas kita untuk memahami dan
mengembangkannya.
Ada beberapa cara untuk
mengembangkan kekuatan dan mengatasi kelemahan diri kita:
a.
Introspeksi diri,
dengan cara refleksi diri, meditasi, tafakur, minta bantuan orang lain, serta
belajar dari pengalaman;
b.
Mengendalikan diri, agar
kita tidak sampai dikendalikan oleh naluri dan keinginan yang tidak terkontrol;
c.
Membangun kepercayaan diri;
d.
Mengenal dan mengambil
inspirasi dari tokoh-tokoh teladan; dan
e.
Berpikir positif dan
optimis terhadap diri sendiri.
Pesan
Aset: Bacalah, nikmatilah, dan
pikirkanlah kekuatan-kekuatan Anda berulang-ulang. Aset tersebut akan membawa
Anda ke manapun Anda pergi, dan memberi energi yang Anda butuhkan untuk terus
maju. Kekuatan Anda mempresentasikan nilai diri Anda.
Pesan
Liabilitas: Ambillah tiga kelemahan yang
paling atas (paling serius), dan lakukanlah sesuatu terhadapnya. Untuk
sementara lupakan sisanya. Kita melakukan semuanya didasari sikap yang kuat,
yaitu kita tetap berusaha untuk menjadi semakin baik dalam hidup ini.
v Menerima
Diri
Menerima diri artinya sikap
memandang diri sendiri sebagaimana adanya dan memperlakukannya secara baik
disertai rasa senang dan bangga sambil terus mengusahakan kemajuannya.
Manfaat apabila diri kita mampu menerima diri
sendiri:
a.
Kita merasa senang terhadap
diri sendiri, merasa lebih sehat, lebih bersemangat, dan sepertinya tidak
banyak masalah;
b.
Kita merasa diri berharga,
atau minimal sejajar dengan orang lain, karena menyadari selain ada kelemahan
juga memiliki kekuatan;
c.
Menerima diri berarti
menerima kelebihan dan kekurangan. Selanjutnya kita selalu melakukan perbaikan
dengan penuh rasa tanggung jawab;
d.
Kita akan mampu
melaksanakan pekerjaan sebaik orang lain, karena ada kepercayaan diri. Semakin
orang memiliki kepercayaan diri, semakin mampu melakukan hal-hal di luar
dugaannya;
e.
Dengan menerima diri
berarti kita telah membangun sikap positif terhadap diri sendiri, dan kita
mampu memaafkan (berdamai dengan) diri sendiri; dan
f.
Jika kita mampu menerima
diri sendiri, selanjutnya akan mampu menerima orang lain.
Cara
menerima diri sendiri:
a.
Selalu mensyukuri apa yang
telah dimiliki;
b.
Jangan terlalu sering
mengkritik diri sendiri;
c.
Terima pujian, asalkan
jangan berlebihan;
d.
Luangkan waktu bersama
orang-orang yang positif;
e.
Tanamkan dalam pikiran
bahwa kita akan berhasil dan bahagia;
f.
Membaca buku-buku
pengembangan pribadi, karena pengembangan pribadi merupakan proses seumur
hidup; dan
g.
Berusaha menggali potensi
terbaik dari diri kita, dan senantiasa belajar meningkatkan kemampuan diri,
serta memanfaatkan peluang/ kesem-patan yang ada.
“Ciri orang dewasa diantaranya tidak menilai
dirinya terlalu tinggi dan memiliki kerendahan hati yang berani” (Rollo May).
v Mengembangkan
Diri
Mengembangkan diri
merupakan usaha sengaja dan terus-menerus yang dilakukan dengan berbagai cara
dan bentuk, untuk membuat daya potensi diri dapat terwujud secara baik dan
optimal, menuju taraf kedewasaan pribadi yang sesungguhnya.
Cara
mengembangkan diri:
a.
Mengenal dan menerima diri sebagaimana adanya;
b.
Memiliki kemauan kuat untuk mengembangkan
diri;
c.
Memanfaatkan kemungkinan/peluang yang terbuka;
dan
d.
Belajar dari kesalahan.
“Keberhasilan bukan ditentukan oleh besarnya otak
seseorang, tetapi oleh besarnya cara berpikir seseorang” (D.J. Schwartz).
“Seorang
pemberani yang sebenarnya bukan orang yang membabi buta melompat masuk ke dalam
jurang, tetapi dia yang dengan perlahan dan mata terbuka memasuki jurang
setelah mengukur kedalamannya” (P.J. Stahl).
“Rasa
takut adalah naluri, rasa berani adalah kemenangan. Kemauan membungkam rasa
takut dan menyembunyikannya di bawah rasa berani merupakan kemenangan besar”
(Commitesse Diane).